Dpmb
 |
ujang prasetiyo |
NIT Hiphop asal Yogyakarta, Dua Petaka Membawa Bencana (D.P.M.B), sejak dulu memang peka dengan permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia. "Ndasmu" contohnya, lugas melibas para tukang nyinyir yang kerap menghina dan meremehkan sesama. Bahkan di laman Youtube, lagu ini banyak diunggah ulang netizen sebagai bentuk kekesalan terhadap rapper Young Lex yang dianggap telah menghina para legenda hiphop Indonesia.
Situasi politik kekinian tak luput dari peluru rima unit hiphop yang diperkuat dua rapper: Heri Wiyoso (M.2.M.X) dan Alexander Sinaga (Donnero) yang juga berperan sebagai produser D.P.M.B. Strategi banal politikus dalam meraih kekuasaan dengan fitnah, hoax, bentuk makar terhadap negara, penghinaan pancasila, dan penyelubungan etika demi kepentingan pribadi membuat mereka muak. Kemuakkan itu mereka keluarkan lewat karya berjudul "FUC DAT" yang diambil dari album debut pertama pada 2015.
"Lagu ini adalah cara kami mengekspresikan kemuakkan tentang karut marut situasi politik bangsa ini yang semakin gila. Generasi muda yang masih sangat tipis tentang kesadaran berpolitik seperti kami ini jelas melihat bahwa banyak pemimpin yang kampanye tidak lebih dari perebutan kuasa demi perut mereka sendiri tapi setelah berkuasa lalu lupa dengan janji-janji," tegas mereka dalam keterangan rilis yang dikirim ke redaksi KRjogja.com.
Lagu berdurasi tiga menit ini memang menyindir para elit dengan pedas. Lirik "Basa-basi tanpa permisi dari yang berdasi memainkan money laundry/Berjalan dengan senyuman dengan arogan mulai tercium aroma yang mematikan/... jadi diamlah daripada menuai masalah/.. konflik is a trick obral janji sana-sini," bakal panas didengar para politisi bermuka dua.
D.P.M.B membenarkan bahwa lagu yang mereka sertakan dalam album debut yang mendapat penghargaan 20 album terbaik tahun 2015 lalu memang ditujukan untuk kaum elite. "Memang untuk elite politik yang menghalalkan segala banyak cara dan menyebabkan perpecahan," tulis mereka.(Des)